LAMONGAN - Tepat dua tahun silam, Persela Lamongan berduka, sepak bola nasional berduka, disaat Choirul Huda, penjaga gawang Persela Lamongan menghembuskan nafas terakhirnya setelah terlibat tabrakan dengan sesama pemain.
Sang penjaga gawang yang berlabel One-club Men, meninggal dunia saat membela tim Laskar Joko Tingkir bertanding menghadapi Semen Padang FC di Stadion Gelora Surajaya, Lamongan, Minggu, 15 Oktober 2017 silam.
Almarhum Choirul Huda menghembuskan nafas terakhir usai berbenturan dengan salah satu bek Persela waktu itu, Ramon Rodrigues, yang hendak mengamankan gawang dari aksi penyerang Semen Padang, Marcel Sacramento.
Sebagai tanda mengenang dua tahun kepergian legenda Laskar Joko Tingkir yang meninggal di usia 38 tahun, segenap keluarga besar Persela dari manajemen, pelatih, dan pemain hingga supporter melakukan ziarah ke makam Choirul Huda, di Makam Islam Pagerwojo, Selasa (15/10).
Untuk diketahui, sebagai pemain, Choirul Huda yang lahir di Lamongan pada 2 Juni 1979 silam, mengabdikan hidupnya di Persela, mulai tahun 1999 hingga ajal memisahkan. Kesetiaan dan dedikasi Choirul Huda pun menjadi sosok yang layak untuk diteladani.
"Dia (Choirul Huda, red) menjadi sebuah inspirasi, memberikan keteladanan bagi kita semuanya, bahwa sebagaimana Huda yang kita tahu dia hanya setia pada satu klub dan mendedikasikan profesinya dalam sepak bola," kata CEO Persela Yuhronur Efendi, seusai berziarah ke makam Choirul Huda.
Lebih lanjut Yuhronur berharap, dengan berziarah ke makam sang legenda Persela, para penggawa Laskar Joko Tingkir menjadi lebih termotivasi untuk memberikan yang terbaik bagi tim biru muda.
"Kita datang ke sini, mengingatkan kepada semuanya, kita perlu untuk terus bersemangat, menjaga keinginan kita untuk terus berprestasi," tutur Yuhronur.
Ungkapan senada juga disampaikan Birrul Walidain. Pemain yang juga putra asli Lamongan itu menyebut Choirul Huda adalah sosok teladan di lapangan hijau. "Perjuangan beliau dalam setiap pertandingan mungkin itu yang harus bisa saya contoh," katanya.
Sementara itu, Nil Maizar, Pelatih Persela, menegaskan, Choirul Huda telah berjuang untuk Persela tanpa mengenal lelah, bisa menular kepada para penggawa Persela. "Satu hal yang harus diingat kepada pemain, dialah (Choirul Huda) legenda sepak bola, legenda Persela,” ujarnya.
Tepat dua tahun mengenang kepergian Choirul Huda ini, Nil Maizar berharap, para pemain bisa memberikan kado kemenangan saat menjamu PSIS Semarang.
“Mudah-mudahan besok melawan PSIS Semarang menjadi bukti kecintaan mereka kepada Choirul Huda. Mudah-mudahan kita bisa meraih kemenangan," katanya.