JAKARTA - Fakta dan fenomena menarik kerap tersaji dalam sebuah kompetisi sepak bola profesional. Biasanya hal itu berkaitan dengan proses gol yang tercipta, kecenderungan taktik yang digunakan kontestan sampai dengan produktivitas pemain.
Sama halnya dengan Seri 1 BRI Liga 1 2021/2022. Beberapa fakta dan fenomena menarik muncul dari kasta tertinggi kompetisi di tanah air tersebut. Misalnya, terkait kebijakan boleh melakukan pergantian 5 pemain.
Menurut kajian dari tim Technical Study Group (TSG), kebijakan tersebut ternyata membuat tim lebih fleksibel dalam menerapkan strategi.
“Betul. Kecenderungannya tidak monoton. Tim lebih bervariasi dalam menerapkan strategi. Menyesuaikan dengan kondisi di lapangan,” sebut salah satu anggota tim TSG, Yeyen Tumena, Senin siang (1/11).
Lebih dari itu, fakta lainnya, ada kecenderungan tim-tim lebih suka memakai taktik 1-4-3-3 selama berlaga di seri 1. Fenomena yang lain, hanya beberapa tim yang menggunakan zona defending di depan. Mereka adalah Arema FC, Persebaya Surabaya, dan Persija Jakarta.
Direktur operasional PT Liga Indonesia Baru (LIB), Sudjarno berharap fakta dan fenomena menarik di seri 1 BRI Liga 1 2021/2022 bisa membuat kompetisi bertambah ketat dan menghibur.
“Semua tim ingin selalu menyajikan yang terbaik. Kami meyakini, keinginan tersebut membuat beragam fakta dan fenomena teknis di lapangan, akan selalu bermunculan. Mudah-mudahan bisa memberikan dampak yang positif bagi sepak bola nasional,” bilang Sudjarno.
Fakta dan fenomena menarik di seri 1 BRI Liga 1 2021/2022 (hasil dari kajian tim TSG yang dipimpin coach Danurwindo,red) antara lain:
1. Kesempatan pergantian 5 pemain terbukti mampu membuat tim lebih varriatif dan fleksibel dalam menjalankan taktik.
2. Beberapa tim membuat zona defending di depan. Mereka adalah Arema FC, Persebaya Surabaya, Persija Jakarta. Sedangkan yang menerapkan zona defending di tengah adalah PSIS Semarang, PSM Makassar, dan PS Barito Putera. Untuk yang sering menerapkan zona defending di belakang adalah Persiraja Aceh, Persela Lamongan, dan Persikabo 1973.
3. Dengan formasi 1-4-3-3 menjadi yang paling banyak digunakan dengan menggunakan 2 defending midfield. Hanya beberapa tim yang menggunakan1 defending midfield.
4. Empat tim papan atas memiliki clear tactical sejak pekan pertama.
5. Hanya beberapa tim bermain dengan dua striker.
6. Possession football masih menjadi pilihan. Hanya Bhayangkara FC dan Persiraja Aceh yang bermain dengan diagonal atau direct play.
7. Beberapa tim mengandalkan serangan melalui winger/wing play seperti PSIS Semarang, Persija Jakarta dan Persita Tangerang.
8. Tercatat beberapa center back terhitung produktif dalam mencetak gol. Seperti PSS Sleman, Barito Putera, Madura United dan Persik Kediri.