TSG Meeting Pegadaian Liga 2 2023/24:

TSG Meeting Pegadaian Liga 2 2023/24: "Direct Ball" Menjadi Tren

16 Maret 2024

PEGADAIAN LIGA 2 2023-24

Kompetisi Pegadaian Liga 2 2023/24 telah usai. Namun bukan berarti selesai pula pekerjaan Technical Study Group (TSG) dan High Performance Unit (HPU) PT LIB. Pada Kamis (14/3), mereka menggelar Pegadaian Liga 2 2023/24 TSG Meeting yang berlangsung di Jakarta.

Selain tim TSG dan HPU PT LIB, pertemuan ini juga diikuti oleh tim Lapangbola selaku penyedia data statistik untuk ajang Pegadaian Liga 2 2023/24. Lapangbola membeberkan beragam data dan statistik yang dihasilkan selama kompetisi berlangsung.

Pertemuan ini memang bertujuan untuk membahas beragam aspek teknis di lapangan hijau. Mulai dari pembahasan tactical trend, perumusan E-Book Report Pegadaian Liga 2 2023/24, hingga penentuan best eleven.

Salah satu fakta menarik yang menjadi perbincangan adalah munculnya kecenderungan klub untuk memainkan "direct ball". Kebanyakan klub bermain dengan melambungkan bola ke depan, termasuk empat klub yang menjadi semifinalis Pegadaian Liga 2 2023/24.

Sebaliknya klub yang mengusung permainan ball possession justru tenggelam prestasinya. Buktinya, dari data yang dipaparkan Lapangbola, sepuluh klub dengan statistik penguasaan bola tertinggi harus tersingkir di babak awal. Misalnya Persewar Waropen yang terhenti di 12-besar, serta Nusantara United FC yang harus bermain di babak playoff degradasi.

"Dari data yang tersaji, saya melihat buruknya effective possession. Klub yang kuat bermain dengan ball possession justru kesulitan saat mengkreasi peluang dan mencetak gol. Jadi yang penting untuk ditanamkan adalah possession to score, atau melakukan penguasaan bola untuk mencetak gol," ujar Iwan Setiawan selaku anggota TSG.

Selain itu, Iwan menyebut bahwa tingginya tren permainan "direct" tak terlepas dari mind set dari pelatih. "Tim masih memandang bahwa kemenangan adalah segalanya," lanjut pria yang pernah membesut Persija Jakarta, Borneo FC, hingga Persela Lamongan.

Tren "direct ball" sendiri bisa terjadi karena beberapa faktor. Anggota tim TSG lainnya, Lukas Tumbuan menyebut bahwa kondisi lapangan bukanlah faktor utama. "Saya menilai kualitas pemain masih kurang. Pemain belum bisa sepenuhnya menguasai aspek yang dibutuhkan untuk pelatih menerapkan "possession football", seperti control, first touch, dan passing," ucap dia.

Lukas yang sempat membesut Perserang Serang pada kompetisi Pegadaian Liga 2 2023/24 menyatakan kualitas pemain harus ditingkatkan agar kompetisi bisa berkontribusi untuk prestasi timnas. Sebab, ajang ini merupakan kawah candradimuka bagi pemain muda.

Sementara itu, Head of High Performance Unit (HPU) PT LIB, Ricky Nelson menyoroti fakta minimnya rataan playing time di pertandingan. "Rata-rata playing time hanya mencapai 35 menit. Sedangkan angka yang paling tinggi adalah 50 menit," beber Ricky.

Angka playing time yang rendah mencerminkan bahwa klub masih sering membuang-buang waktu atau "killing time" demi mencapai hasil yang diinginkan. Ricky berharap, mind set ini harus dibuang oleh klub, pelatih, dan pemain agar kualitas kompetisi lebih meningkat pada musim mendatang.