Keseriusan I.League dalam mendorong profesionalisme sepak bola Indonesia kembali terlihat lewat penyelenggaraan “Club Licensing Cycle 2025/26” yang digelar hari ini (12/11) secara daring dengan melibatkan 18 klub Super League dan 20 klub Championship.
Acara ini menjadi langkah penting dalam memastikan seluruh klub peserta kompetisi profesional di Indonesia memahami, menerapkan, dan memenuhi standar yang ditetapkan dalam regulasi Club Licensing, sebuah fondasi utama bagi tata kelola klub yang modern dan berorientasi prestasi.
Direktur Kompetisi I.League, Asep Saputra, yang membuka kegiatan itu menegaskan bahwa Club Licensing bukan sekadar formalitas administratif, melainkan bagian dari proses pembinaan menuju klub yang mandiri dan profesional.
“Club Licensing bukan hanya tentang memenuhi kewajiban administratif, tetapi juga sarana pendampingan dan pembinaan. Melalui proses ini, kami ingin memastikan bahwa setiap klub di Indonesia dapat berjalan secara profesional, transparan, dan berorientasi pada prestasi. Inilah pondasi penting untuk membawa sepak bola nasional naik ke level yang lebih tinggi,” ujar Asep.
Turut hadir dalam acara tersebut Yulius Amos selaku perwakilan CLAC (Club Licensing Appeals Committee/Appeals Body), serta Essy Asiah, perwakilan CLC (Club Licensing Committee/First Instance Body). Kehadiran kedua lembaga tersebut menjadi bagian penting dalam memastikan transparansi dan objektivitas proses lisensi klub.
Pada kesempatan ini, I.League juga memaparkan laporan hasil pelaksanaan Club Licensing Cycle 2024/25 sebagai bahan evaluasi dan pembanding untuk siklus yang akan dijalankan musim ini. Melalui perbandingan tersebut, diharapkan klub dapat memahami perkembangan, tantangan, serta area yang perlu ditingkatkan dalam penerapan standar lisensi.
Selain itu, peserta mendapatkan pemaparan materi mendalam mengenai AFC CLAS Preparation, termasuk pembahasan lima kriteria utama dalam Club Licensing, yakni:
- Sporting Criteria
- Infrastructure Criteria
- Personnel and Administrative Criteria
- Legal Criteria
- Financial Criteria
Kelima aspek tersebut menjadi landasan utama dalam proses lisensi klub yang tidak hanya ditujukan untuk memenuhi standar domestik, tetapi juga agar klub Indonesia mampu bersaing di level Asia melalui kompetisi resmi AFC.
Workshop yang dilakukan secara daring pada hari ini akan dilanjutkan dengan rangkaian Club Licensing Workshop secara offline, yang terbagi menjadi enam wilayah, meliputi Jabodetabek, Jawa Timur, Bali, Jawa Tengah/DIY, Sumatera 1 (Lampung), dan Sumatera 2 (Medan). Kegiatan ini akan berlangsung pada 13–22 November 2025, dan setelahnya akan diteruskan dengan program pendampingan daring setiap hari mulai Desember 2025 hingga Mei 2026.
Melalui pelaksanaan Club Licensing Cycle 2025/26 ini, I.League kembali menunjukkan komitmennya untuk mendorong setiap klub menuju tata kelola yang lebih profesional, transparan, dan berdaya saing global, sejalan dengan visi besar untuk mewujudkan sepak bola Indonesia yang modern dan berprestasi.