JAKARTA - Pengumpulan massa kembali terulang. Usai pertandingan BRI Liga 1 2021/2022 yang mempertemukan PSS Sleman versus PS Barito Putera, Jumat malam (15/10), ada puluhan massa berada di Kota Solo, Jawa Tengah. Diduga mereka adalah suporter salah satu klub yang bertanding pada malam tersebut.
Petugas pengamanan setempat pun bertindak cepat. Sekitar 900 orang tertangkap. Petugas juga mengamankan sekitar 150 kendaraan roda dua milik massa tersebut. Setelah didata, mereka pun dikembalikan ke kotanya masing-masing.
“Kami lakukan pendataan suporter dan kendaraan. Jika kendaraan kedapatan tidak lengkap dikenai sanksi tilang. Yang lengkap surat, kendaraan kita minta pulang ke Yogyakarta,” jelas Kapolresta Solo, Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak, S.I.K., M.Si. kepada beberapa media lokal, Jumat malam (15/10).
Menanggapi peristiwa tersebut, PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator kompetisi BRI Liga 1 2021/2022 kembali bersuara. PT LIB menghimbau agar semua suporter atau pendukung fanatik klub bisa bersikap lebih bijak dengan mempertimbangkan situasi yang terjadi.
“Kami memohon dengan sangat dan hormat, rekan-rekan suporter untuk memahami kondisi yang terjadi saat ini. Kita masih dalam situasi dan kondisi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Kita harus mematuhi penerapan protokol kesehatan (prokes) yang sudah diumumkan oleh pemerintah. Jangan sampai berkerumun, apalagi pergerakan massa dalam jumlah yang sangat banyak,” jelas Direktur Utama PT LIB, Akhmad Hadian Lukita, Sabtu siang (16/10).
Dalam hal ini, lanjut Akhmad Hadian Lukita, pihaknya sangat memahami selalu ada tuntutan atau keinginan suporter yang ingin didengar atau diwujudkan klub. Meski begitu, tetap harus disampaikan dengan cara yang benar-benar mempertimbangkan kondisi saat ini.
“Kalau pun ada yang perlu dikomunikasikan dengan klub, kami mengimbau agar dilakukan dengan cara yang lebih aman dan memikirkan situasi yang masih terjadi. Komunikasikan di internal. Duduk bersama satu meja. Ingat, dampak dari kesalahan salah satu kelompok atau suporter, akan bisa menyeluruh. Semua dapat kena getahnya. Pada akhirnya, pihak yang merugi bukan saja salah satu klub. Namun seluruh klub profesional dan sepak bola Indonesia,” tegasnya.