Efektivitas Rata-rata Laga BRI Liga 1 Makin Membaik

Efektivitas Rata-rata Laga BRI Liga 1 Makin Membaik

12 Juli 2025

BRI SUPER LEAGUE 2025-26

Oleh: 
Eko Rahmawanto (Manajer Media & PR ILeague)


EFEKTIVITAS waktu rata-rata pertandingan BRI Liga 1 semakin membaik. Mulai mengikis kesan liga guling-guling.

Soal kreativitas, penonton BRI Liga 1 terhitung memiliki kreativitas tinggi. Meskipun kadang-kadang ada kecenderungan sebagai follower, aksi mereka bisa menghidupkan stadion.

Tengok saja koreo, spanduk, banner, atau hal-hal lain yang mereka bawa ke stadion. Bisa menghidupkan suasana di pinggir lapangan.

Tak hanya itu, mereka juga kreatif soal istilah. Sempat muncul istilah liga guling-guling. Itu ungkapan kekecewaan mereka terhadap sejumlah klub yang kerap mengulur-ulur waktu dengan cara culas jika sudah dalam posisi unggul.

Tak semua klub, tepatnya pemain, suka berulah seperti itu. Tapi, karena setitik noda, rusak susu sebelanga. Klub yang berulah, BRI Liga 1 yang kena getahnya. Padahal, dari musim ke musim, muncul fakta yang tak terbantahkan: selalu terjadi perbaikan dalam BRI Liga 1. Termasuk soal efektivitas waktu rata-rata pertandingan di kompetisi.

Musim lalu, efektivitas itu bahkan sudah mencapai 52,6%. Rerata setiap pertandingan BRI Liga 1, bola bergulir selama 45 menit 23 detik. Angka yang moderat, bahkan jika dibandingkan dengan sejumlah liga di Eropa sekalipun.

Angka itu bahkan lebih baik dari Primeira Liga, kompetisi papan atas Portugal. Siapa nyana, kompetisi yang diikuti klub raksasa seumpama Benfica, FC Porto, atau Sporting Lisbon itu hanya punya efektivitas waktu rata-rata 50,9%. Tapi, tentu saja kalah jika dibandingkan dengan lima liga utama Eropa. Di antara kelimanya, Bundesliga Jerman memiliki efektivitas waktu tertinggi, yakni 58,5%, sementara La Liga Spanyol terhitung rendah dengan 55,8%.

Apalagi jika dibandingkan dengan Allsvenskan, kompetisi utama di Swedia. Menurut CIES Football Observatory, Allsvenskan menjadi kompetisi dengan efektivitas waktu tertinggi, yakni 60,4%. Artinya, selama 90 menit waktu normal, bola bergulir selama 54 menit 36 detik.

Kenapa efektivitas waktu menjadi penting? Mantan wasit Premier League Inggris, Mike Jones, yang kini memimpin Professional Game Match Officials Limited (PGMOL), memberikan jawaban. Selain bentuk sportivitas, juga untuk memuaskan penonton yang membayar mahal untuk masuk ke stadion.

“Kita memiliki kewajiban kepada masyarakat yang membayar untuk memastikan kita memaksimalkan waktu bermain,” katanya.

PGMOL termasuk lembaga yang khawatir sepenuhnya saat waktu efektif pertandingan terus menurun secara signifikan dalam beberapa musim terakhir. Bahkan sempat sampai mencapai titik nadirnya, di bawah 50%.

Pengurangan efektivitas waktu itu terjadi dengan beragam cara. Mulai dari pelanggaran, perawatan cedera, pergantian pemain yang prosesnya diperlambat, hingga kiper yang menguasai bola aman terlalu lama. Dua pertama inilah yang jadi sorotan oleh publik.

Beragam langkah dilakukan untuk mengurangi nilai minus pertandingan itu. Salah satunya adalah dengan memperpanjang injury time. Di Inggris, misalnya, muncul kecenderungan waktu tambahan itu kian musim kian lama.

Di Premier League, waktu tambahan rata-rata tiap pertandingan pada musim 2020/21 adalah 6 menit 34 detik. Musim berikutnya menjadi 7 menit 29 detik. Lalu, naik lagi menjadi 8 menit 27 detik. Data terakhir pada musim 2023/24, injury time rata-rata adalah 11 menit 42 detik.

Kenapa injury time? Selain untuk “membayar kembali” tiket penonton, juga untuk meningkatkan kesadaran pemain. Sebab, risiko cedera pada waktu injury time yang panjang dianggap lebih tinggi. Mereka tinggal pilih: bermain sungguh-sungguh atau membuang-buang waktu dengan risiko terburuknya potensial mengalami cedera.

Strategi lainnya adalah dengan membatasi waktu penguasaan bola bagi kiper. Mencuat usulan agar penjaga gawang hanya boleh menguasai bola dalam posisi aman selama 8 detik. Diakui atau tidak, strategi-strategi semacam itu efektif meningkatkan efektivitas waktu pertandingan. 

Jika pada musim 2020/21, waktu efektif bola bergulir di Kompetisi Premier League adalah 56 menit 22 detik, pada musim 2023/24 sudah mencapai 58 menit 37 detik. Perkembangan seperti di Premier League itu, faktanya, juga terjadi di Kompetisi BRI Liga 1 atau sekarang disebut SUPER League. 

Data menunjukkan waktu efektif pertandingan dari musim ke musim semakin meningkat. Musim 2024/25, waktu efektif pertandingan itu 52,6% atau setara 45 menit 23 detik. Itu peningkatan signifikan dibanding musim sebelumnya, 42,1% (naik 10,5%) atau hanya 37 menit 80 detik. Apalagi dibanding musim 2022/23 yang angkanya hanya 39,84% atau 35 menit 85 detik.

Sejumlah klub pun kian menyadari pentingnya waktu efektif pertandingan demi menjunjung sportivitas dan memuaskan penonton. Beberapa pertandingan, waktu efektifnya bahkan melampaui 60 menit.

Musim lalu, pertandingan PS Barito Putera versus Persija Jakarta memuncakinya dengan waktu efektif 1 jam 2 menit 10 detik. Laga Madura United FC menjamu Persija juga berlangsung 1 jam 1 menit 23 detik, sementara pertandingan PSIS Semarang menghadapi Malut United FC efektif selama 1 jam 11 detik. Secara umum sudah ada perbaikan dan harus terus ada perbaikan.