Ini Hanya Masalah Waktu

Ini Hanya Masalah Waktu

29 Agustus 2025

BRI SUPER LEAGUE 2025-26

TIBA-TIBA, heboh Thom Haye. Tiba-tiba muncul euforia. 

Thom Haye gabung dengan Persib Bandung, tak ada yang aneh. Normal saja dalam sepak bola. Euforia muncul karena dia pemain naturalisasi timnas Indonesia. Pemain kunci lagi.

Tapi, sekali lagi, itu bukan hal aneh. Hingga Kompetisi Liga Belanda bergulir, Thom belum mendapatkan klub. Klub lamanya, Almere City terdegradasi ke Eerste Divisie. Agennya tak menemukan klub yang cocok. Maka, dia kemudian bersepakat bergabung dengan Persib. 

Pulang ke kampung halamannya sendiri. Kampung halaman sejak 2-3 tahun terakhir. Negeri persada nan indah, yang rakyatnya belum juga gemah ripah, tapi memiliki antusiasme tinggi terhadap sepak bola.

Usianya sudah tak muda lagi. Sudah 30 tahun. Dalam konteks pemain sepak bola yang tidak istimewa-istimewa sekali, angka 30 itu sudah mulai meninggalkan usia emas. Tinggal beberapa tahun lagi.

Jadi, apakah Thom Haye akan langsung bermanfaat besar bagi Persib, sebagaimana posisinya sebagai pemain termahal di Indonesia? Masih harus dibuktikan. Setidaknya, dia masih butuh waktu. Perlu proses adaptasi.

Itu sebabnya, Thom Haye harus cepat beradaptasi dan langsung ‘nyetel’ dengan pemain lain. 

Soal Persib yang lebih besar sebenarnya ada. Apa itu? Tengok daftar susunan pemain (DSP) Persib dalam pertandingan terakhirnya di kandang PSIM Yogyakarta. 
Ini: Teja Paku Alam: Kakang Rudianto, Patricio
Matricardi, Julio Cesar, Frans Putros; Marc Klok, Luciano Goycochea, Adam Alis; Febri Haryadi, Uilliam Baros, Saddil Ramdani.

Bandingkan dengan DSP laga terakhir Persib musim lalu, menghadapi Persis Solo. Ini fakta menariknya: hanya Marc Klok dan Adam Alis starter yang bertahan. Selebihnya, dominan pemain anyar.

Jika Persib terseok-seok di awal musim, tak ada yang aneh soal itu. Hingga tiga laga BRI Super League berlangsung, Maung Bandung baru mendapat empat poin. Tertinggal lima angka dari pemuncak klasemen sementara, Borneo FC Samarinda.

Persib musim ini memang beda dengan Pangeran Biru musim sebelumnya. Hanya nama dan pelatihnya yang sama: Persib Bandung dan Bojan Hodak. Selebihnya berbeda.

Musim 2023-2024, setelah memenangi gelar juara liga untuk pertama kalinya dalam 10 tahun terakhir, mereka kehilangan dua pemain kuncinya: Alberto Rodriguez dan Stefano Beltrame. Dua pemain hebat, Alberto pilar di jantung pertahanan, Beltrame gelandang serang brilian.

Musim 2024-2025, setelah untuk pertama kalinya Persib juara liga back to back, yang pindah lebih banyak. Silakan catat nama ini: David da Silva, Gustavo Franca, Tyronne del Pino, Ciro Alves, Nick Kuipers, Kevin Mendoza, Mateo Kocijan, Edo
Febriansah, hingga Ryan Kurnia.

Kenapa mereka meninggalkan Persib? Rerata mereka bahkan mengaku betah tinggal di Bandung. Tapi, secara profesional, mereka harus mengambil putusan itu dan itu hal biasa dalam sepak bola profesional.

Ciro Alves salah satu bukti. Sekali waktu, dia bilang ingin mengakhiri karier bersama Persib. Tapi, menjelang akhir musim, dia memilih Malut United FC. Angka fantastis nilai kontrak menjadi alasan utama. Apalagi dia tidak muda lagi.

Jika musim lalu Persib tak terlalu terpengaruh karena hanya Beltrame dan Alberto Rodriguez yang hengkang, kini pengaruh itu sangat terasa. Penampilan Persib, setidaknya pada tiga laga perdana, masih belum memuaskan.

Tak perlu heran. Memadukan pemain baru dalam waktu yang singkat bukanlah pekerjaan mudah. Butuh waktu untuk menyatukannya. Apalagi, para pemain anyar datang dari klub berbeda, negara berbeda, dan kultur yang berbeda pula. 

Betapapun yang datang adalah pemain bintang, umpamanya, bukan jaminan langsung bisa meraih sukses. “Bakat memenangi pertandingan, tapi kerja sama dan kecerdasan memenangi kejuaraan,” kata Michael Jordan, legenda NBA dari Chicago Bulls.

Saya percaya Persib adalah tim besar di Indonesia. Saya pun yakin mereka akan bangkit dan segera menemukan bentuk permainan terbaik. Ini hanya masalah waktu. (era)