BARCELONA - Pelatih Akademi Persik Kediri mengaku takjub dengan program gagasan PT Liga Indonesia Baru (LIB) bernama EPA Future Stars, Aventura en Espana.

Karena, setelah mengikuti program itu, Mochammad Fatchul Ichya memahami bahwa metode latihan dalam sepak bola bukan hanya metode running dan fisik saja. Fatchul Ichya mengakui hal itu didapatnya setelah melakukan home visit ke beberapa klub di Spanyol.

Setelah mengamati cara mereka berlatih dan pelatih memberikan materi, diketahui ternyata ada metode lain yang tentunya akan sangat berguna untuk perkembangan sepak bola level usia di Indonesia ke depannya.

Para pelatih akademi dari 18 klub kontestan BRI Liga 1 saat ini berada di Spanyol mengikuti program dari LIB. Selama dua pekan di sana mereka melakukan beberapa kegiatan yang bertujuan untuk menambah wawasan tentang ilmu kepelatihan modern.

"Pelatih yang ikut program ini, jelas beruntung sekali belajar bukan hanya soal training methods saja tapi langsung melihat proses latihan dan main dari akademi yang dikunjungi," kata Fatchul Ichya.

"Istimewa sekali program ini metode kepatihan yang menarik dan baru. Saya rasa lebih baik jika betul-betul diterapkan mulai dari usia dini ke depannya," tambahnya.

Bukan hanya pelatih, menurut mantan pemain Persik Kediri ini para pemain pun tentu akan mendapatkan pengalaman baru. Dimana mereka berlatih di klub yang memang sudah mumpuni di Spanyol serta mendapatkan arahan dari pelatih berpengalaman di usia dini.

18 Pemain dari akademi klub kontestan BRI Liga 1 saat ini sedang menjalani trial di enam klub di Spanyol. Keenam klub itu yakni Girona, Deportivo Alvales, Osasuna, CE Europa, Reus Reddis dan FC Andorra.

"Untuk para pemain tentunya mereka merasakan berlatih dan dilatih pelatih-pelatih hebat dengan program latihan yang sangat bagus untuk mereka. Mereka mendapatkan pengalaman berharga karena mendapatkan materi latihan dengan metode modern," pungkasnya.