BARCELONA - Pelatih PSS Sleman U16 Marlinaldi Rahman mengaku kebanjiran ilmu baru yang didapatnya di Spanyol. Menurutnya, ilmu-ilmu baru dalam kepelatihan sepak bola itu didapat setelah mengikuti seksama semua kegiatan dalam program EPA Future Stars, Aventure en Espana.
Marlinaldi Rahman satu dari 18 pelatih yang berangkat ke Spanyol oleh PT Liga Indonesia Baru (LIB) yang menggagas program EPA Future Stars, Aventure en Espana. 18 pelatih itu disibukkan dengan berbagai aktivitas selama dua pekan salah satunya home visit ke klub-klub yang ada di Spanyol.
Bukan hanya pelatih, 18 pemain dari akademi kontestan BRI Liga 1 pun mendapatkan kesempatan trial di enam klub terpilih dalam program ini yakni klub Girona, Deportivo Alaves, Osasuna, CE Europa, Reus Reddis, dan FC Andorra.
"Dalam program ini sangat banyak tentunya, khususnya dari metode latihan. Metode latihan di sini termasuk dari Ekkono Method. Method SMART yang digunakan dalam hal ini cara untuk membuat pemain menjadi pintar. Dimana point dari metode tersebut yakni: dari pemahaman situasi saat permainan, lalu bagaimana pemain memahami persepsi, pemain dituntut untuk berpikir saat menemukan spesifik permasalahan dan menemukan solusinya bagaimana? Dan konsep latihan harus sesuai, jadi aturan tidak bisa berlawanan dengan intuisi pemain," kata Marlinaldi Rahman.
"Kemudian Training Methodologies seperti analytical method. Lalu global method dimana cara ini harus sesuai dan berpikir situasi pertandingan dan lebih kompetitif, serta ekkono method dimana persepsi dan decision menjadi fokus utama saat latihan maupun bermain. Dari pengalaman lain yang saya dapatkan juga rata-rata berbagai akademi sepak bola yang kami kunjungi di Spanyol lebih mengutamakan di persepsi dan decisionnya." tambahnya.
Bukan hanya itu, Marlinaldi Rahman mengatakan program ini bermanfaat karena semua pelatih akademi mendapatkan ilmu yang lebih, pengetahuan, pemahaman, relasi dan pengalaman. Karena, masih kata Marlinaldi sepak bola di Spanyol jauh lebih maju dan berkembang.
Tak heran dengan kondisi sepak bola yang lebih maju, kata Marlinaldi, sepak bola Spanyol menjadi salah satu kiblat pembinaan usia dini sepak bola dunia. Bukan hanya menjadi kiblat pembinaan saja, selama home visit ke klub-klub di Spanyol, setiap akademi mampu menciptakan pemain-pemain berkualitas yang tentunya bisa menjadi bagian dari tim seniornya suatu saat.
Hal itu, kata Marlinaldi karena pembinaan usia dini atau muda di setiap akademi sangat tertata rapi dan berkelanjutan. Lalu ditunjang dengan adanya pelatih yang berkualitas, banyak pelatih muda di bawah atau di usia 20 tahun sudah memiliki lisensi B hingga A UEFA.
"Metode latihan yang efektif mampu menciptakan pemain jadi intelligent player, dimana metode yang digunakan adalah Global Method, dimana metode ini membuat pemain selalu berpikir antisipasi dan solusi 80 persen. Hal lain yang tentunya fasilitas latihan mereka juga sangat memadai, kompleks dan lengkap, mulai dari lapangan latihan (rumput), sintetis, gym, stadion, dan lainnya," pungkasnya.